-->
Motivasi Menulis

Inilah Pentingnya Memahami Variabel Penelitian

Inilah Pentingnya Memahami Variabel Penelitian - Memahami variabel penelitian dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasi setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil ( sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang mengidentifikasi variabel dan sub-variabel ini tidak mudah, karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir perilakunya.

Inilah Pentingnya Memahami Variabel Penelitian



Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut kategorisasi yakni memeceah menjadi kategori-kategori data yang dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh kesadaran bermasyarakat, jika akan mengukur apakah seseorang cukup besar atau tidak kesadaran bermsyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatonya, bukti-buktinya.

Dalam penelitian memahami variabel dan kemampuan menganalisis dan mengidentifikasi variabel sangat penting . peneliti juga harus mengetahui jenis- jenis variabel, dan apabila dipeerlukan peniliti juga harus mengkategorikan variabel-variabel yang ada. Tujuannya mengkategorisasikan variabel adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan yang sedang diteliti.
Tujuan Penelitian dan Fungsi Laporan Penelitian

Tujuan Penelitian dan Fungsi Laporan Penelitian

Tujuan Penelitian dan Fungsi Laporan Penelitian  - Karena fungsi laporan penelitian adalah untuk berkomunikasi dengn orang lain, maka laporan semacam ini harus dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Dengan demikan, dalam menulis laporan tersebut perlu diingat siapa yang akan membacanya (audience). Laporan untuk kalangan ilmuwan berbeda dengan laporan untuk  biokrat dan berbeda pula untuk masyarakat awam. Perlu ditekankan di sisni bahwa siapa pun pembacanya, bahasa yang digunakan harus jelas dan mengikuti aturan tata bahasa yang benar. Kalimat-kalimat yang sederhana tetapi jelas akan lebih berguna daripada kalimat yang kompleks dan panjang tetapi tidak jelas maksudnya. 

Laporan penelitian ilmiah yang disebut juga laporan penelitian atau laporan ilmiah. Laporan penelitian ilmiah ialah karya tulis ilmiah yang disusun melalui tahap–tahap berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati ole para ilmuwan. Laporan ilmiah pada hakikatnya menyajikan kebenaran ilmiah hasil penelitian, pengamatan dan hasil analisis yang cermat. 

Laporan bukan hasil penelitian ilmiah merupakan laporan tentang hal teknis penyelenggaraan kegiatan suatu badan atau instansi seperti laporan keuangan, inventaris dan lain-lain.

Pengertian Laporan Penelitian

Pengertian Laporan Penelitian - Laporan penelitian merupakan laporan ilmiah, untuk untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian , sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh dalam penelitian, dan hasilnya. Karena sifatnya ilmia maka harus replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh orang lain yang akan membuktikan hasil penemuan dalam penelitian itu.  

Pengertian Laporan Penelitian

Muara dari semua kegiatan penelitian adalah penyusunan laporan hasil penelitian. Dalam penelitian terapan penyusunan laporan penelitian sangat penting artinya, karena merupakan awal bagi pembuktian kualitas penelitian guna menilai ketepatannya dalam menyelesaikan masalah secara nyata. Penelitian terapan tampaknya telah selesai pada saat laporan hasilnya disampaikan, namun dalam kenyataan kegiatannya masih akan berkelanjutan, karena yang terpenting adala penerapan atau pendayagunaan hasilnya.

Laporan berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi :

  • Laporan ilmiah

Laporan ilmiah atau biasanya disebut laporan hasil penelitian ilmiah merupakan salah satu laporan yang disusun dengan melalui tahapan-tahapan tertentu serta dengan metode dan teori tertentu.

  • Laporan teknis

Laporan teknis atau laporan tentang hal teknis merupakan laporan tentang penyelenggaraan kegiatan suatu badan atau instansi. Seperti : laporan mengenai keadaan personil, laporan keuangan, dan sebagainya.

Jenis fakta yang digunakan laporan yaitu benda, kesaksian, tabel, dan sebagainya. Itulah penjelasan tentang pengertian laporan.

Fungsi Laporan
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai pengertian laporan, berikut fungsi laporan antara lain :

  • Fungsi pertanggungjawaban.
  • Fungsi dokumentasi.
  • Fungsi informasi.



Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas Instrumen - Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Reliabilitas Instrumen

1. Teknik Perhitungan Reliabilitas
Untuk mengukur reliabilitas suatu alat pengukur dengan pengukuran uang, kita harus meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali. Selang waktu antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua sebaliknya tidak terlalu dekat dan pengukuran kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Selang waktu antara 15.30 hari pada umumnya dianggap memenuhi persyaratan tersebut. Kalau selang waktu terlalu dekat, responden masih ingat dengan jawaban yang diberikannya pada waktu pengukuran pertama. Sedangkan kalau selang waktu terlalu lama, kemungkinan terjadi perubahan pada fenomena yang diukur. Kedua hal itu mempengaruhi hasil pengujian reliabilitas.

2. Teknik belah dua
Bila kita ingin menggunakan teknik belah dua sebagai cara untuk menghitung reliabilitas alat pengukur, maka alat pengukur yang kita susun haruslah memiliki cukup banyak item (pertanyaan/pernyataan) yang mengukur aspek yang sama. Jumlah item sekitar 50-60 adalah jumlah yang cukup memadai. Makin besar jumlah item, reliabilitas yang diperoleh akan makin  bertambah baik.

3. Teknik Bentuk Paralel
Selain disebut dengan nama di atas, teknik ini juga dinamakan equivalent form atau alternative form. Pada teknik ini, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat pengukur tersebut diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing jenis.

Untuk menghitungan reliabilitas, perlu mengkorelasikan skor-total dari kedua jenis alat pengukur tersebut. Teknik korelasi yang dipakai ialah teknik korelasi product moment yang rumus serta perhitungannya telah dibahas sebelumnya. Angka korelasi yang diperoleh adalah indeks reliabilitas alat pengukur yang telah disusun.  

Koefisien reliabilitas ditentukan  oleh beberapa factor. Apabila panjang instrumen memiliki banyak butir instrumen penelitian, maka reliabilitasnya dapat meningkat, asal  penambahan butir tersebut mengacu pada pendiskripsian yang jelas terhadap variabel yang diukur. Sedangkan Nitko (1983) berpendapat bahwa bila alat ukur ingin ditingkatkan reliabilitasnya, maka peneliti harus melakukan penambahan terhadap butirbutir pertanyaannya. Crocker dan Algina (1976) menjelaskam bila banyak intrumen ditingkatkan dua kali lipat dari banyak semula, maka reliabilitasnya diharapkan meningkat sebesar .15 dari  reliabilitas semula, dan bila ingin meningkatkan lebih dari itu, peneliti perlu memperbanyak jumlah butir tiga kali jumlah semula. 

Cara Menyusun Instrumen

.     Cara Menyusun Instrumen - Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya, bidang pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka para peneliti harus membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indicator yang akan diukur, dari indikator ini  kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”. Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “tingkat kekayaan” indikator kekayaan misalnya: rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya: 1) berapa jumlah rumah, 2) dimana letak rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya.[1]

1.      Bentuk Instrumen
Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabanya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah ataupun skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban benar-salah, dapat berbentuk tes pilihan jamak (multiple choice), benar-salah (true false), menjodohkan (matching choice), jawaban singkat (short answer) ataupun tes isian (completion test). Instrumen yang berisi jawaban skala, mengikuti bentuk skala sikap dari likert, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis.[2]
Contoh skala deskriptif
1.      Kesungguhan belajar                                 BS       B         C         K         KS
2.      Kemampuan menyatakan pendapat          BS       B         C         K         KS
3.      Kemampuan menganalisis masalah           BS       B         C         K         KS
Instrumen penelitian yang bersifat menghimpun, dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan dengan jawaban berstruktur atau terbuka.
Contoh pertanyaan/pernyataan dengan jawaban berstruktur
(1)   Siapa yang dilibatkan dalam penyusunan rencana pembinaan guru?
a.       Kepala sekolah
b.      Ketua komite sekolah
c.       Pengurus komite sekolah
d.      Wakil-wakil dari guru
Instrumen berbentuk pertanyaan/pernyataan dengan jawaban terbuka, dapat dibedakan antara yang jawabannya terbuka sama sekali dengan yang jawabannya diarahkan pada hal-hal tertentu.
Contoh dari pertanyaan/pernyataan yang jawabannya sangat terbuka
(1)   Bagaimana anda merencanakan kegiatan pembinaan gur?
(2)   Bagaimana and melaksanakan kegiatan pembinaan guru?
Contoh pertanyaan/penyataan dengan jawaban lebih terarah
(1)   Bagaimana anda merencanakan pembinaan guru?
a.       Apa tujuan pembinaan?
b.      Segi-segi apa yang dibina?
c.       Bagaimana cara pembinaannya?
d.      Siapa yang dilibatkan dalam pembinaan tersebut?
2.      Bentuk Data
a.      Instrumen Tes
Dengan instrumen berbentuk tes atau instrumen yang bersifat mengukur dapat diperoleh data kuantitatif ordinal, interval dan rasio. Pada contoh macam-macam alat hiburan yang dimiliki, diperoleh data ordinal berikut:
Alat Hiburan                                                                           Angka ranking
a)      Radio                                                                                            1
b)     Radio kaset,                                                                                 2
c)      Tv ukuran kecil (14 inci),                                                                       3
d)     Tv ukuran sedang (16-17 inci),                                                  4         
e)      Tv ukuran besar (21 inci ke atas)                                                          5
Angka-angka tersebut menunjukkan ranking atau peringkat, karena jarak nilai harga atau bobot antara alat-alat hiburan tersebut tidak sama, walaupun jarak angka rankingnya sama. Angka ranking dapat dijumlahkan atau dirata-ratakan tetapi angka akhir tetap menunjukkan ranking.  Angka ranking bisa menjadi skor/interval bila jarak antara kelompok yang diranking sama, seperti pada contoh gaji pegawai:
Gaji pegawai dalam rentang skala lima ratus ribuan                                Angka  Interval
a)      Rp 500.000 kebawah                                                                                1
b)      Rp 501.000 sampai Rp 1.000.000,                                                                        2
c)      Rp 1.001. 000 sampai Rp 1.500.000,                                                                    3
d)     Rp 1.501.000 sampai Rp 2. 000.000,                                                                    4
e)      Rp 2.001.000 ke atas                                                                                5
            Angka interval merupakan skor, karena jarak interval gaji tersebut sama (lima ratus ribuan), sehingga jarak intervalnya pun sama. Angka interval ini bisa dijumlahkan, dirata-ratakan untuk kemudian dianalisis dengan statistik inferensial parametric. Contoh skala deskriptif dan skala garis pada pertemuan 6 s.d. 8 juga sebenarnya merupakan skala ordinal, bisa diubah menjadi skala interval setelah mengikuti perhitungan tertentu (akan dijelaskan kemudian), dan berdasarkan hasil perhitungan tersebut jarak skor/angka antar jawaban tersebut sama.
Contoh Skala Deskriptif
Pernyataan:                                                               Angka skala interval:
                                                                        5          4          3          2          1
a)  Kesungguhan belajar                                             BS       B         C         K         KS
b) Kemampuan menyatakan pendapat                       BS       B         C         K         KS
c) Kemampuan menganalisis masalah                         BS       B         C         K         KS
b. Instrumen Nontes
                  pada instrumen nontes atau bersifat menghimpun dengan jawaban berstruktur, jawaban tersebut dapat dijumlahkan sehingga diperoleh angka. Angka tersebut bukan skor atau data ordinal, interval atau rasio, tetapi data nominal, yaitu frekuensi atau jumlah jawaban. Pada instrumen nontes dengan jawaban terbuka, data yang diperoleh pada umumnya adalah data naratif deskriptif, bisa deskriptif kualitatif ataupun kuantitatif terkait dengan narasi. Dalam studi documenter, kemungkinan diperoleh data angka yang bisa diolah menjadi data nominal, ordinal, interval, dan rasio.
1)      Hubungan antara teknik pengumpulan data dengan bentuk instrumen
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian pendidikan. Untuk penelitian kuantitatif teknik yang biasa digunakan adalah, angket (questionnaire), wawancara (interview), observasi (abservation), studi documenter (documentary study), tes (test), dan skala (rating scale). Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah wawancara , observasi, studi documenter dan studi kepustakaan. Sesuai dengan sifat penelitiannya, pelaksanaan wawancara, observasi, dan studi documenter dalam penelitian kuantitatif berbeda dengan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, baik angket, wawancara, observasi maupun studi documenter, umumnya dapat digunakan bentuk atau format instrumen: kategorial, skala ordinal, skala interval, skala rasio dan checklist. Dalam penelitian kualitatif bentuk-bentuk instrumen yang menghasilkan angka-angka tidak biasa digunakan. Yang biasa digunakan adalah bentuk deskriptif naratif kualitatif. Dalam deskripsi tersebut mungkin juga ada angka-angka, tetapi angka tersebut dalam hubungan deskripsi naratif tersebut, dan ditafsirkan secara kualitatif.
2)      Hubungan antara bentuk instrument dengan analisis data
Bentuk instrumen akan menentukan jenis data yang diperoleh. Instrumen dengan bentuk alternatif jawaban kategorial akan menghasilkan data nominal.  Data ini menunjukkan jumlah atau frekuensi setiap alternatif jawaban. Data nominal hanya bisa diolah dengan statistic deskriptif: persentase, grafik, dan chi kuadrat.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Berdasarkan Jenis Data
Pendekatan
Jenis Data
Teknik Pengumpulan data
Instrumen
Bentuk
Kualitatif
Nominal
Angket
Wawancara
Observasi
Studi
Dokumenter
Angket berstruktur
Ped. Waw.
Berstruktur
Ped. Obs.berstruktur
Ped. SD.berstruktur
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori/tabel
Ordinal
Angkat
Wawancara
Observasi
Studi
Dokumenter
Angket berstruktur
Ped. Waw.
Berstruktur
Ped.obs.berstruktur
Ped.SD.berstruktur
Skala ordinal
Skala ordinal
Skala ordinal
Skala ordinal
Interval
Angkat
Wawancara
Observasi
Studi
Dokumenter
Angket berstruktur
Ped. Waw.
Berstruktur
Ped.obs.berstruktur
Ped.SD.berstruktur
Skala & checklist
Checklist
Skala interval
Skala interval
Skala interval
Skala interval
checklist
Rasio
Angkat
Wawancara
Observasi
Studi
Dokumenter
Skala
Tes
Angket berstruktur
Ped. Waw.
Berstruktur
Ped.obs.berstruktur
Ped.SD.berstruktur
Skala & checklist
Tes
Checklist
Skala interval
Skala interval
Skala interval
Skala interval
Tes
Kualitatif
Deskriptif, naratif
Wawancara
Observasi
Studi
Dokumenter
Ped. Waw. Tak berstruktur
Ped. Obs. Tak berstruktur
Ped. SD. berstruktur
Catatan
Lapangan
Catatan
Lapangan
Catatan
lapangan[3]
                 
Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan untuk mengumpulkan data , satu sama lain punya fungsi yang berbeda, dan hendaknya dipergunakan secara tepat sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data yang ingin digali serta keadaan subjek (sumber informasi)penelitian.[4]


[1] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan  pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&B. h. 149.
[2] Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. 9; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013).h. 230.
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan.h. 234.
[4] Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian,(Cet. 2; Jakarta: Rajawali, 1990).h. 94.

Pengertian Reliabilitas

Pengertian Reliabilitas - Sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Misalnya sebuah penimbang badan digunakan adalah 55 kg, hari kedua 55kg, hari ketiga 55 kg, hari ke empat juga 55 kg maka disebut sebagai scale yang reliable karena itu data yang didapat juga terpercaya. Tabel berikut ini menyajikan contoh empat buah penimbang badan (scale) digunakan untuk menimbang badan orang yang sama berturut-turut selama 4 hari di pagi hari yang sama.

pengertian reliabilitas

Waktu
Penimbang A
Penimbang B
Penimbang C
Penimbang D
Hari 1, pagi
55
55
55
55
Hari 2, pagi
55
60
56
59
Hari 3, pagi
55
58
55
57
Hari 4, pagi
55
55
55,5
56
Rata-rata
55
57
55,375
56,75
Std. Dev
0
2,4494897
0,4787136
1,70782513
Tabel diatas menunjukkan bahwa bila kita membandingkan keempat buah penimbang badan diatas maka kita akan mengatakan bahwa instrumen penimbang badan tersebut valid karena ia mampu mengukur apa yang harus diukur, tetapi tingkat reliabilitasnya dipertanyakan. Penimbang badan A merupakan penimbang badan yang sangat reliabel sebab pada jam yang sama dalam hari yang berbeda untuk orang yang sama scale itu menghasilkan berat badan yang sama.[1]
Secara ringkas, standar reliabilitas mencakup tiga aspek:
a)      Kemantapan atau ke “ajegan” an
Suatu alat ukur memiliki tingkat kemantapan yang tinggi bilamana digunakan mengukur berulang kali (dilakukan replikasi pengukuran), akan memberikan hasil yang sama, dengan syarat kondisi pada saat kondisi pada saat pengukuran relatif tidak berbeda
b)      Ketepatan atau akurasi
Suatu alat ukur memiliki tingkat ketepatan yang tinggi bilamana menunjukkan ukuran yang benar terhadap sesuatu (obyek) yang diukur.
c)      Homogenitas
Suatu alat ukur memiliki tingkat homogenitas yang tinggi bilamana unsur-unsur pokoknya mempunyai kaitan erat satu sama lain dan memberikan konstribusi pemahaman yang utuh terhadap pokok persoalan yang teliti (obyek yang diukur


[1] August Ferdinand, Metode Penelitian Manajemen, (Ed. 4; Semarang: UNDIP Press, 2013).h.218-219.
Back To Top