Makalah Motivasi Berprestasi - Berikut ini saya akan tampilkan makalah Motivasi berprestasi.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kewiirausahaan
atau kegiatan berwirausaha dapat dikatakan membantu perkembangan perekonomian
Negara dengan menyediakan pekerjaan dan memproduksi barang dan jasa bagi
konsumen dalam negeri maupun di luar negeri (Ade,2009a). kewirausahaan di
pandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di
pasar. Proses kewirausahaan diawali oleh inovasi yang dipengaruhi oleh 2
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya
Locus of Control, toleransi nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan
faktor eksternal berupa peran, aktivitas, peluang, organisasi, dan keluarga.
Dalam
kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa
kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh
usahawan atau wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap
kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh usahawan namun juga oleh setiap orang
yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif.
Seorang
wirausahawan yang berhasil selalu mampu dan memiliki kompetensi untuk
menghadapi setiap resiko atau peluang yang muncul. Beberapa karakteristik yang
harus dimiliki wirausahawan agar dapat menjalankan kegiatan wirausaha dengan
baik menurut (Ade,2009b) antara lain: 1) percaya diri, 2) berorientasikan tugas
dan hasil, 3) sikap pengambil resiko,4) kepemimpinan, 5) keorisinilan, 6)
berorientasi ke masa depan, 7) jujurdan tekun. Keseluruhan karakteristik
tersebut dapat dicapai hanya bila wirausahawan memiliki motivasi untuk
menjadikan usahanya berhasil. Oleh sebab itu, penulis ingin mengungkapkan
keterkaitan antara motivasi berprestasi dengan kewirausahaan dalam makalah ini
yang berjudul “Motivasi Berprestasi dalam Berwirausaha”
B. Rumusan
Masalah
Rumusan maslah dalam makalah ini adalah:
1. Apa
pengertian motivasi berprestasi?
2. Bagaimana
menjelaskan teori motivasi berprestasi?
3. Bagaimana
menjelaskan wirausaha yang memiliki karakter pekerja keras?
4. Bagaimana
memahami dan dapat menjelaskan wirausaha yang memiliki karakter yang tidak
pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan masalah?
5. Bagaimana
memahami dan menjelaskan wirausaha yang memeiliki karakter semangat yang
tinggi?
6. Bagaimana
memahami dan menjelaskan wirausaha yang memiliki karakter komitmen yang tinggi
terhadap pekerjaannya?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui
pengertian motivasi berprestasi?
2. Mengetahui
menjelaskan teori motivasi berprestasi?
3. Memahami
dan menjelaskan wirausaha yang memiliki karakter pekerja keras?
4. Memahami
dan dapat menjelaskan wirausaha yang memiliki karakter yang tidak pantang
menyerah dalam menghadapi tantangan dan masalah?
5. Memahami
dan menjelaskan wirausaha yang memeiliki karakter semangat yang tinggi?
6. Memahami
dan menjelaskan wirausaha yang memiliki karakter komitmen yang tinggi terhadap
pekerjaannya?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Motivasi Berprestasi
Motivasi merupakan proses
psikologis yang mendasar, dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan
perilaku seseorang. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai
tujuan. Motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam
diri manusia. Motivasi berda dalam diri manusia untuk menampilkan tingkah laku
ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Ada beberapa pendapat ahli yang
berpendapat tentang pengertian motivasi, antara lain:
· Abu
Ahmadi (2004), motivasi merupakan dorongan yang telah terikat pada suatu
tujuan.
· Gerungan
(1966), menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu.
· Lindzey,
Hal, dan Thompson (1975) menyatakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang
menimbulkan tingkah laku.
|
|
|
|
|
Gambar 3.1
Konsep Timbulnya Motivasi
Sedangkan Prestasi, menurut
Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari
luar individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani
(1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai
individu dari satu kegiatan atau usaha”.Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya)”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi adalah bukti
usaha yang telah dicapai.
Jadi motivasi berprestasi
adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan hal-hal yang terbaik
dalam hidup dan lingkungannya. Suatu kehidupan seseorang akan ditemukan adanya
reaksi yang berbeda terhadap berbagai tugas dan tanggung jawabnya.
McClelland dalam bukunya Memacu
Masyarakat Berprestasi (1983) membedakan tiga kebutuhan yang ada pada manusia,
yaitu : kebutuhan berprestasi atau n-Ach, kebutuhan untuk berkuasa
n-Afiliation, dan kebutuhan untuk berafiliasi atau n-Afiliation. Ia mengatakan
bahwa motivasi berprestasi di dalam menyeleksi suatu aktivitas atau pekerjaan
yaitu dengan usaha aktif, sehingga memberikan hasil yang terbaik. n-Ach, ini
akan mencerminkan dalam perilaku individu yang selalu mengarah pada suatu
keunggulan. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan
menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan terbuka untuk umpan
balik yang memperbaiki prestasi inovatif-kreatif.
McClelland (Myron Weiner, 1984)
menyatakan bahwa motivasi berprestasi diberi nama Virus mental yaitu n-Ach
("Need for Achievement"). Virus mental terjadi pada diri seseorang,
cenderung orang itu akan bertingkah laku secara giat. Dengan menambah n-Ach
seseorang akan menjadi bertamah giat dan tekun dalam berupaya, tidak hanya
sekedar mencari keuntungan, namun berupaya lebih keras agar mencintai pekerjaan,
untuk mendapat kepuasan dalam hidup.
B. Teori Motivasi Berprestasi
Banyak teori untuk memahami
motivasi. Salah satu teori yaitu proses, yang berusaha menjelaskan proses
munculnya hasrat seseorang untuk menampilkan tingkah laku tertentu. Equity
Theory; teori ini mengindikasikan bahwa pada dasarnya manusia
menyenangi perlakuan yang adil. Expanctancy Theory; besar kecilnya
usaha kerja yang akan diperlihatkan oleh seseorang, tergantung pada bagaimana
orang ini memandang kemungkinan berhasil dari tingkah lakunya itu dalam
mencapai atau menghindari.
Wirausahawan yang berhasil
ialah mereka yang mempunyai motif berprestasi tinggi (High n ach person). Sifat khas motif berprestasi tinggi yaitu.
1. Mempunyai
komitmen dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
2. Cenderung
memilih tantangan
3. Selalu
jeli melihat dan memanfaatkan peluang
4. Objektif
dalam setiap penilaian
5. Selalu
memerlukan umpan balik
6. Selalu
optimis dalam situasi kurang menguntungkan
7. Beriorentasi
laba
8. Mempunyai
kemampuan mengelola secara proaktif.
Sikap dan motivasi merupakan
bagian yang saling berkaitan dalam keseluruhan organisasi kepribadian individu.
Sikap dan motivasi memiliki hubungan yang timbal balik dan akan menunjukkan
kecenderungan berprilaku untuk memenuhi tercapainya pemuas kebutuhan. Dalam
motivasi untuk memenuhi kebutuhan karakter yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha yaitu:
1. Pekerja
Keras (Hard Worker)
2. Tidak
Pernah Menyerah (Never Surrender)
3. Memiliki
Semangat (Spirit)
4. Memiliki
Komitmen (Comitted) yang tinggi
C. Pekerja Keras (Hard Worker)
Kerja
keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rasulullah sangat
marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan. Bahkan, beliau secara
simbolik memberi hadiah kampak dan tali kepada seseorang lelaki agar mau
bekerja keras mencari kayu dan menjualnya ke pasar. Demikian pula, jika mau
berusaha, mulailah berusaha sejak subuh. Jangan tidur sesudah subuh, cepatlah
bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu. Akhirnya, laki-laki itu sukses
dalam hidupnya.
Demikian juga, setiap pengusaha
yang sukses selalu menempuh saat-saat ia harus bekerja keras membanting tulang
dalam merintis perusahaannya. Seorang pengusaha taksi mungkin tadinya ia hanya
seorang sopir angkutan umum, seorang pengusaha tekstil mungkin tadinya seorang
pedagang kredit tekstil atau tukang jahit, dan banyak lagi contoh yang dapat
kita jumpai dalam riwayat hidup pengusaha yang sukses.
Kerja keras atau etos kerja
sering dianggap sebagai mimpi kuno, dan seharusnya diganti, tetapi hard-work dan smart-work tidaklah dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua succesful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat
tidur pun otaknya bekerja dan berpikir akan bisnisnya. Melamunkan dan
memimpikan kerjanya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan etos kerja
wirausaha yaitu:
1.
Kerja itu suci, kerja merupakan
panggilanku, aku sanggup bekerja benar
2.
Kerja itu sehat, kerja yaitu merupakan
aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras
3.
Kerja itu rahmat, kerja merupakan terima
kasihku, aku snggup bekerja tulus
4.
Kerja itu amanah, kerja merupakan
tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas
5.
Kerja itu ibadah, kerja merupakan
kesuakaanku, aku sanggup bekerja kreatif
6.
Kerja itu ibadah, kerja merupakan
pengabdianku, aku sanggup bekerja serius
7.
Kerja itu mulia, kerja adalah
pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna.
8.
Kerja itu kehormatan, kerja merupakan
kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul.
Sikap kerja keras harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dalam hal ini, unsur disiplin memainkan peran
penting. Sebab, bagaimana orang mau bekerja keras jika disiplin tidak ada. Dia
harus mengatur waktu, sesuai irama kehidupan. Ada satu lagi elemen penting
dalam keberhasilan kerja keras, yaitu berserah diri kepada Allah SWT, dengan
selalu berdoa kepada-Nya.
D. Tidak Pernah Menyerah (Never surrender)
Aspek
dari komitmen tinggi, yakni sikap bertahan untuk tetap ingin mencapai apa yang
diinginkan kendati mengalami kegagalan, mendapat hambatan dan rintangan.
Pada Hakikatnya sikap pantang menyerah
merupakan perjuangan wirausahawan yang tangguh, penuh semangat, tidak putus
asa, kuat kerja keras dan tidak menyerah. Seorang wirausaha mempunyai cita-cita
tinggi untuk sukses didalam mengelolah kegiatan usahanya/ bisnisnya, cita-cita
wirausahawan yang sangat tinggi untuk sukses didalam mengelola kegiatan usaha/
bisnisnya akan menjadi pendorong dan daya tahan dalam menghadapi segala
rintangan, hambatan, cobaan dan kendala dalam berwirausaha. Para wirausahawan
harus berambisi ingin maju (ambitition
drive) didalam melaksanakan kegiatan usaha bisnisnya. Akan tetapi, tentu
saja sikap kerja pantang menyerah dalam mengelola kegiatan usaha/bisnisnya
harus ditunjang oleh pengorbanan, perjuangan, semangat, dan kepercayaan pada
diri para wirausahawan sendiri. Sikap kerja pantang menyerah dalam berwirausaha
pada hakikatnya merupakan sinar terang keberhasilan dalam menjalankan kehidupan
usahanya baik untuk diri wirausaha, keluarganya maupun untuk masyarakat.
Seorang wirausahawan yang memiliki sikap kerja pantang menyerah didalam
usahanya pada hakekatnya adalah orang yang tidak mengenal lelah didalam
berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang dapat mendukung sikap kerja pantang
menyerah dan ulet dalam kegiatan usaha atau bisnis para wirausahawan yaitu :
1. Bekerja
dengan penuh keyakinan, penuh semangat, pantang menyerah dan ulet dalam
berwirausaha.
2. Bekerja
dengan penuh ketekunan dan memiliki tekad yang terarah dalam berwirausaha
3. Bekerja
berdasarkan kemampuan, bakat, minat, pengalaman, pendidikan dan
kesanggupandalam berwirausaha.
4. Bekerja
penuh semangat, penuh kegairahan dan penuh ketabahan dalam berwirausaha.
Teruslah berusaha, terkamlah
segala kesempatan yang ada, karena kesempatan itu tak datang untuk kedua
kalinya, tidak ada pendobrak kegagalan yg sekuat nilai "kegigihan" . Ingatlah filsofi air
yang bisa melubangi batu dengan tetesan yang terus terus-menerus. Beranilah
mengambil risiko namun dengan perhitungan yg mantap , Hadapi dan alamilah
pengalaman dan petualangan baru. Keberanian yg benar bukan berarti seperti
orang yg terjun bebas ke jurang, tapi seperti orang yg menuruninya setahap demi
setahap dengan persiapan yg matang.Kalau Anda tidak berani mengambil resiko,
tentu saja Anda berada pada tempat yang aman namun Anda tidak akan berkembang.
Hadapi kegagalan, karena kegagalan
merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan
kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu
akan mempunyai resiko kegagalan dan bilamana itu sampai terjadi, bersiaplah dan
hadapilah!
Belajar dari kegagalan itu
penting, jika persepsi danj sikap kita tepat mengenainya. Kekeliruan terbesar
yang membuat kita sulit bangkit dari kegagalan adalah salah kapra dalam
memandang dan sesat asumsi menafsirkannya. Banyak yang berpikir, orang-orang yang
berhasil yaitu mereka yang selalu berhasil. Orang-orang gagal apalagi beruntun
tidak mungkin behasil.
E. Memiliki Semangat
Seorang wirausaha harus berani
tampil beda, kita memiliki kualitas prima dan telah mempersiapkan para pemain
kita, sekarang kunci peran ada pada diri kita, sebelum kita beranjak untuk
berjalan maju, maka kunci peran kita harus dimantapkan lebih dahulu.
Sebagai seorang wiraswasta,
kita harus sering bernyanyi dan barangkali hanya dengan bersiul. Ingat, kita
sedang jatuh cinta. Hati kita berbunga-bunga, wajah kita berseri-seri.
Pertahankanlah itu, tunjukkanlah dalam hidup kita saat ini. Artinya, kita
haruslah selalu gembira. Kegembiraan ini merupakan obat untuk semangat kita,
dan semangat kita merupakan obat mujarab untuk mendukung kekuatan kita. Dengan
semangat dan kekuatan akan menumbuhkan keberanian yang mendukung kepada
keberhasilan kita. Ingat, gembiralah karena kita akan segera bertemu dengan si
dia.
Semangat kewirausahaan yang
perlu sekali dimasyarakatkan dan dibudidayakan pada dan oleh para peemimpin
pada umumnya dan para pengusaha (Indonesia) pada khususnya sebagai berikut:
1. Kemauan
kuat untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi) dengan semangat mandiri;
2. Mampu
membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko;
3. Kreatif
dan inovatif;
4. Tekun,
teliti, dan produktif; dan
5. Berkarya
dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.
F. Memiliki Komitmen (Comitted)
Porter (Mowday, dkk, 1982:27)
mendefinisikan komitmen sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam
mengedentifikasikan keterlibatan dirinya. Hal ini dapat ditandai dengan tiga
hal, yaitu:
1. Penerimaan
terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
2. Kesiapan
dan kesediaan untuki berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi.
3. Keinginan
untuk mempertahankan usahanya.
Adapun Richard M. Steers (1985:
50) mendefinisikan komitmen sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap
nilai-nilai), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi
kepentingan perusahaan) dan loyalitas yang dinyatakan oleh seorang wirausaha
terhadap perusahaannya. Steers berpendapat bahwa komitmen merupakan kondisi di
mana wirausaha sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran
perusahaan. Komitmen terhadap perusahaan artinya lebih sekedar keanggotaan
formal, karena meliputi sikap menyukai usahanya dan kesediaan untuk mengushakan
tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan perusahaan demi pencapaian tujuan.
Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen tercakup unsur loyalitas, keterlibatan
dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Jenis-jenis
komitmen sebagai berikut:
1.
Jenis komitmen menurut Allen dan Meyer
(Dunham.1994:370) terbagi atas tiga komponen, yaitu :
a)
Komponen afektif berkaitan dengan
emosional, identifikasi, dan keterlibatan wirausaha di dalam suatu pengembangan
usaha.. organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi.
b)
Komponen normatif merupakan perasaan wirausaha
tentang kewajiban yang harus diberikan kepada perusahaan. Komponen normatif
berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh
apa perasaan kewajiban yang dimiliki wirausaha. Komponen normatif menimbulkan
perasaan kewajiban kepada wirausaha untuk memberikan balasan atas apa yang
pernah diterimanya dari perusahaan.
c)
Komponen continuance berarti komponen yang
berdasarkan persepsi wirausaha tentang kerugian yang akan dihadapinya jika
meninggalkan perusahaannya.
2.
Jenis komitmen dari Mowday, Porter, dan Steers
Komitmen dari Mowday, Porter, dan
Steers lebih dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen
organisasi ini memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah
laku. Sikap mencankup:
a)
Identifikasi terhadap perusahaan yaitu
penerimaan tujuan organisasi, bahwa penerimaan ini merupakan dasar komitmen
wirausaha.
b)
Keterlibatan sesuai peran dan tanggung
jawab pekerjaan di perusahaan tersebut. Wirausaha yang memiliki komitmen yang
tinggi akan menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan.
c)
Kehangatan, afeksi, dan loyalitas
terhadap perusahaan merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan
emosional dan keterikatan antara perusahaan dengan wirausaha. Wirausaha dengan
komitmen yang tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap
perusahaan.
Keunggulan utama yang harus terlebih
dahulu dimiliki organisasi ialah keunggulan dalam manajemen sumber daya
manusia. Oleh karena itu, dunia usaha dalam menghadapi persaingan global perlu
memiliki karyawan yang mempunyai kompetensi dan komitmen terhadap perusahaan.
Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan komitmen terhadap perusahaan
menurut Ulrich (1997:28) merupakan Intelectual
capital yang sangat diperlukan perusahaan dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1.
motivasi berprestasi adalah dorongan
dari dalam diri individu untuk melakukan hal-hal yang terbaik dalam hidup dan
lingkungannya. Suatu kehidupan seseorang akan ditemukan adanya reaksi yang
berbeda terhadap berbagai tugas dan tanggung jawabnya.
2.
Equity Theory; teori
ini mengindikasikan bahwa pada dasarnya manusia menyenangi perlakuan yang adil.
Expanctancy
Theory; besar kecilnya usaha kerja yang akan diperlihatkan oleh
seseorang, tergantung pada bagaimana orang ini memandang kemungkinan berhasil
dari tingkah lakunya itu dalam mencapai atau menghindari.
3.
Setiap pengusaha yang sukses selalu
menempuh saat-saat ia harus bekerja keras membanting tulang dalam merintis
perusahaannya. Entrepreneur sejati
tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidur pun otaknya bekerja dan
berpikir akan bisnisnya.
4.
Sikap pantang menyerah merupakan
perjuangan wirausahawan yang tangguh, penuh semangat, tidak putus asa, kuat
kerja keras dan tidak menyerah. Seorang wirausaha mempunyai cita-cita tinggi
untuk sukses didalam mengelolah kegiatan usahanya/ bisnisnya, cita-cita
wirausahawan yang sangat tinggi untuk sukses didalam mengelola kegiatan usaha/
bisnisnya akan menjadi pendorong dan daya tahan dalam menghadapi segala
rintangan, hambatan, cobaan dan kendala dalam berwirausaha.
5.
Semangat kewirausahaan yang perlu sekali
dimasyarakatkan dan dibudidayakan pada dan oleh para peemimpin pada umumnya dan
para pengusaha, semangat kita merupakan obat mujarab untuk mendukung kekuatan
kita.
6.
Steers berpendapat bahwa komitmen
merupakan kondisi di mana wirausaha sangat tertarik terhadap tujuan,
nilai-nilai, dan sasaran perusahaan. Komitmen terhadap perusahaan artinya lebih
sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai usahanya dan kesediaan
untuk mengushakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan perusahaan demi
pencapaian tujuan.
B.
Saran
Seperti kita ketahui bahwa motivasi
berprestasi ini sangat penting dalam pembentukan sikap berwirausaha. Karena
seperti sudah diketahui, bahwa seorang wirausahawan harus mampu berfikir
kreatif, dan inovatif, serta memiliki semangat juang yang tinggi, sehingga
mampu menanggung segala resiko dalam pengambilan keputusan. Maka kami dari
penulis menyarankan, kita sebagai manusia hendaknya mengetahui potensi dalam
berwirausaha yang ada dalam diri kita, karena jika seseorang dapat memahami
potensi yang ada dalam dirinya maka itu akan mendorongnya untuk memperbaiki
kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan lebih tinggi lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-motivasi-berprestasi.html
(Diakses tanggal 23 Maret 2014)
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-motivas-berprestasi.html
(Diakses tanggal 23 Maret 2014)
Suryana,
Yuyus dan Kartib Bayu. Kewirausahaan:
Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
0 Komentar untuk "Makalah Motivasi Berprestasi"