Masalah yang Ditimbulkan oleh Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan - Menurut Van de Berghe ada beberapa sifat dasar yang selalu dimiliki masyarakat majemuk. Sifat dasar masyarakat majemuk adalah sebagai berikut:
- Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan atau subkebudayaan yang berbeda satu sama lain.
- Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalamlembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
- Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai sosial yang bersifat dasar.
- Secara relatif sering terjadi konflik di antara anggota kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
- Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
- Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
Mengetahui sifat-sifat dasar tersebut, Van den Berghe menyatakan bahwa masyarakat majemuk tidak dapat digolongkan begitu saja ke dalam salah satu di antara dua jenis masyarakat menurut analisis Durkheim. Suatu masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki diferensiasi atau spesialisasi yang tinggi.
Masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan merupakan suatu masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam berbagai kelompok yang biasanya merupakan kelompok berdasarkan garis keturunan tunggal, tetapi memiliki struktur kelembagaan yang bersifat homogeneus. Sementara itu, masyarakat yang memiliki diferensiasi atau spesialisasi yang tinggi merupakan suatu masyarakat dengan tingkat diferensiasi fungsional yang tinggi dengan banyak lembaga kemasyarakatan, tetapi bersifat komplementer dan saling tergantung satu sama lain.
Di dalam keadaan yang demikian, solidaritas mekanis yang diikat oleh kesadaran kolektif maupun solidaritas organis yang diikat oleh saling ketergantungan di antara bagian-bagian dari suatu sistem sosial tidak mudah dikembangkan di dalam masyarakat majemuk.
Suatu pengembangan konseptual yang telah memadai tentang konsep masyarakat dikemukakan oleh Robhuska dan Shepsle. Mereka menyatakan bahwa masyarakat majemuk dapat diidentifikasi melalui:
1. keragaman budaya;
2. komunitas kultural yang terorganisasi secara politik;
3. alienasi etnik.
Oleh karena setiap masyarakat memiliki keragaman kultural, maka komunitas kultural dan alienasi etnik membedakan antara masyarakat pluralistik (pluralistic society) dengan masyarakat majemuk (plural society). Oleh karena susunan strukturalnya, masyarakat majemuk memiliki dua kecenderungan, yaitu
- inklinasi berkembangnya perilaku konflik di antara berbagai kelompok etnik;
- kecenderungan hadirnya kekuatan (force) sebagai kekuatan integratif utama yang mengintegrasikan masyarakat.
Dengan struktur sosial yang sedemikian kompleks, sangat rasional jika Indonesia selalu menghadapi permasalahan konflik antaretnis, kesenjangan sosial, dan sukar sekali untuk terciptanya integrasi yang permanen. Hambatan demikian akan nampak jelas jika diferensiasi sosial berdasarkan ukuran suku bangsa berimpitan dengan parameter lain, yaitu agama, kelas, ekonomi, dan bahasa. Akibatnya, sentimen-sentimen yang bersumber dari parameter sosial yang satu cenderung berkembang saling mengukuhkan dengan sentimen-sentimen yang
Labels:
sosiologi
Thanks for reading Masalah yang Ditimbulkan oleh Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan. Please share...!
0 Komentar untuk "Masalah yang Ditimbulkan oleh Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan"